
17 Menit
Mimpi memiliki rumah sendiri kini semakin mudah terwujud dengan berbagai program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan perbankan di Indonesia. Namun, ada satu pertanyaan penting yang sering membuat calon pembeli rumah pertama bingung: bagaimana cara mendapatkan KPR dengan bunga terendah agar cicilan tidak memberatkan?
Bunga KPR yang tinggi bisa membuat total pembayaran membengkak hingga ratusan juta rupiah selama masa kredit. Kabar baiknya, ada strategi cerdas yang bisa Anda terapkan untuk mendapatkan penawaran bunga paling kompetitif dari bank. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah, dari memahami cara kerja KPR hingga tips negosiasi dengan bank untuk mendapatkan bunga terendah.
Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, Anda bisa menghemat puluhan hingga ratusan juta rupiah dalam jangka panjang. Mari kita mulai perjalanan menuju rumah impian dengan cicilan yang lebih ringan!

KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah fasilitas pembiayaan dari bank atau lembaga keuangan yang memungkinkan Anda membeli rumah dengan cara mencicil dalam jangka waktu tertentu. Dengan KPR, Anda tidak perlu menyiapkan dana tunai penuh di awal. Cukup bayarkan uang muka atau down payment (DP), kemudian sisanya dicicil sesuai kesepakatan dengan bank.
Dalam sistem KPR, bank akan membayarkan harga rumah kepada penjual atau developer. Sebagai gantinya, Anda berkomitmen membayar kembali pinjaman tersebut beserta bunga dalam bentuk cicilan bulanan. Tenor atau jangka waktu kredit biasanya berkisar antara 5 hingga 25 tahun, tergantung kesepakatan dan kemampuan finansial Anda.
Setiap cicilan bulanan KPR terdiri dari dua komponen utama: pembayaran pokok pinjaman dan bunga. Pokok adalah jumlah uang yang Anda pinjam dari bank, sementara bunga adalah biaya yang dikenakan bank sebagai imbalan atas fasilitas kredit yang diberikan.
Di awal masa kredit, porsi bunga dalam cicilan bulanan biasanya lebih besar daripada pokok. Seiring berjalannya waktu, porsi bunga akan berkurang dan porsi pokok akan meningkat. Inilah mengapa memahami struktur bunga KPR sangat penting sebelum mengajukan kredit.
Ada dua jenis suku bunga KPR yang perlu Anda pahami:
Fixed Rate (Bunga Tetap): Suku bunga ini tidak berubah dalam periode tertentu, biasanya 1 hingga 10 tahun. Keuntungannya adalah cicilan bulanan Anda akan sama setiap bulan, sehingga lebih mudah direncanakan. Namun, bunga fixed rate biasanya lebih tinggi dibandingkan floating rate di awal periode.
Floating Rate (Bunga Mengambang): Suku bunga ini dapat berubah-ubah mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dan kebijakan masing-masing bank.
Keuntungannya, bunga awal biasanya lebih rendah. Namun risikonya, cicilan Anda bisa naik jika suku bunga acuan naik.
Banyak bank menawarkan kombinasi keduanya, misalnya fixed rate untuk 3 tahun pertama, kemudian floating rate untuk sisa tenor. Strategi ini memberikan kepastian di awal sambil memanfaatkan potensi penurunan bunga di masa mendatang.

Banyak calon pembeli rumah yang hanya fokus pada besaran cicilan bulanan tanpa memperhitungkan total pembayaran selama masa kredit. Padahal, perbedaan bunga sekecil 1-2% saja bisa berdampak sangat signifikan pada total uang yang Anda bayarkan.
Suku bunga yang rendah tidak hanya meringankan beban cicilan bulanan, tetapi juga mengurangi total biaya kredit dalam jangka panjang. Mengingat tenor KPR bisa mencapai 15-25 tahun, bahkan selisih kecil dalam persentase bunga akan terakumulasi menjadi jumlah yang sangat besar.
Mari kita lihat contoh konkret untuk memahami pentingnya mendapatkan bunga KPR yang rendah. Misalnya Anda mengambil KPR sebesar Rp 500 juta dengan tenor 15 tahun:
Skenario 1 - Bunga 6% per tahun (tetap):
Cicilan bulanan: sekitar Rp 4,22 juta
Total bunga yang dibayar: ± Rp 259 juta
Total pembayaran: ± Rp 759 juta
Skenario 2 - Bunga 10% per tahun (tetap):
Cicilan bulanan: sekitar Rp 5,38 juta
Total bunga yang dibayar: ± Rp 469 juta
Total pembayaran: ± Rp 969 juta
Dari contoh di atas, selisih bunga 4% membuat Anda harus membayar tambahan sekitar Rp 210 juta selama masa kredit. Angka yang sangat besar bukan? Inilah mengapa mencari KPR dengan bunga terendah adalah langkah cerdas yang bisa menghemat ratusan juta rupiah.

Sebelum mengajukan KPR, pastikan Anda memenuhi syarat umum yang diminta oleh bank. Berikut adalah persyaratan dasar yang biasanya berlaku:
Kewarganegaraan dan Usia: Anda harus merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dengan usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Usia maksimal saat kredit berakhir umumnya 55 tahun untuk karyawan dan 65 tahun untuk wiraswasta atau profesional.
Penghasilan Stabil: Bank akan mengevaluasi stabilitas penghasilan Anda. Untuk karyawan, masa kerja minimal biasanya 1 tahun. Untuk wiraswasta, usaha harus sudah berjalan minimal 2 tahun. Penghasilan bulanan harus cukup untuk menutup cicilan KPR, biasanya maksimal 30-40% dari total pendapatan.
Riwayat Kredit yang Baik: Bank akan mengecek skor kredit Anda melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Pastikan tidak ada tunggakan atau riwayat kredit macet, karena ini bisa menjadi alasan utama pengajuan KPR ditolak. Riwayat pembayaran yang baik akan meningkatkan peluang Anda mendapatkan bunga lebih rendah.
Jika Anda bekerja sebagai karyawan, siapkan dokumen-dokumen berikut:
Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga
Fotokopi surat nikah atau cerai (jika sudah menikah/cerai)
Fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Slip gaji asli atau surat keterangan penghasilan minimal 1-3 bulan terakhir
Surat keterangan kerja atau SK pengangkatan sebagai karyawan tetap
Fotokopi rekening koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir
Fotokopi Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) atau bukti pemesanan rumah
Bagi Anda yang menjalankan usaha sendiri, persyaratan dokumennya sedikit berbeda:
Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga
Fotokopi surat nikah atau cerai (jika sudah menikah/cerai)
Fotokopi NPWP pribadi dan NPWP perusahaan
Fotokopi SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau NIB (Nomor Induk Berusaha)
Fotokopi akta pendirian perusahaan
Fotokopi rekening koran usaha 3-6 bulan terakhir
Laporan keuangan atau SPT tahunan perusahaan
Fotokopi informasi keuangan usaha terakhir
Pastikan semua dokumen sudah lengkap dan masih berlaku untuk mempercepat proses pengajuan KPR Anda.
Jangan terpaku pada satu bank saja. Setiap bank memiliki kebijakan suku bunga yang berbeda, baik untuk fixed rate maupun floating rate. Luangkan waktu untuk membandingkan penawaran KPR dari minimal 3 hingga 5 bank.
Perhatikan tidak hanya besaran bunga awal, tetapi juga bunga setelah masa promosi berakhir. Beberapa bank menawarkan bunga rendah di tahun pertama, namun melonjak tinggi setelahnya. Bandingkan juga biaya tambahan seperti provisi, administrasi, asuransi, dan biaya notaris.
Manfaatkan situs perbandingan KPR online atau kunjungi langsung kantor cabang bank untuk mendapatkan informasi lengkap. Dengan membandingkan secara detail, Anda bisa menemukan penawaran terbaik yang sesuai dengan profil keuangan Anda.
Skor kredit yang baik adalah kunci untuk mendapatkan bunga KPR yang lebih rendah. Bank akan memberikan suku bunga yang lebih kompetitif kepada peminjam dengan riwayat kredit yang bersih dan track record pembayaran yang baik.
Beberapa langkah untuk meningkatkan skor kredit Anda:
Bayar semua tagihan tepat waktu, termasuk kartu kredit dan pinjaman lainnya
Kurangi atau lunasi utang kartu kredit yang ada
Jangan membuka terlalu banyak kredit baru dalam waktu singkat
Periksa laporan kredit Anda di SLIK OJK untuk memastikan tidak ada kesalahan data
Jaga rasio utang terhadap penghasilan (Debt to Income Ratio) di bawah 30-40%
Jika masih ada pinjaman lain yang belum lunas, usahakan untuk melunasinya terlebih dahulu agar skor kredit lebih sehat. Semakin baik kondisi keuangan Anda, semakin besar peluang mendapatkan bunga KPR yang rendah.
Semakin besar DP yang Anda bayarkan, semakin kecil jumlah pinjaman yang dibutuhkan. Ini berarti risiko bagi bank juga lebih rendah, sehingga bank lebih cenderung memberikan bunga yang lebih kompetitif.
Biasanya DP minimal untuk KPR adalah 10-20% dari harga rumah. Namun jika Anda bisa menyiapkan DP 30% atau lebih, peluang Anda untuk mendapatkan bunga lebih rendah akan meningkat. Selain itu, dengan DP yang lebih besar, cicilan bulanan Anda juga akan lebih ringan.
Mulailah menabung sedini mungkin untuk DP. Manfaatkan bonus tahunan, THR, atau penghasilan tambahan untuk menambah dana DP Anda. Investasi di awal ini akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang.
Tenor atau jangka waktu kredit juga berpengaruh pada besaran suku bunga dan total pembayaran. Tenor yang lebih pendek biasanya mendapat bunga lebih rendah, tetapi cicilan bulanan akan lebih besar. Sebaliknya, tenor panjang membuat cicilan lebih ringan, namun total bunga yang dibayar lebih besar.
Pertimbangkan kemampuan finansial Anda dengan realistis. Jangan hanya fokus pada cicilan bulanan yang terlihat ringan dengan tenor panjang. Hitung juga total bunga yang akan Anda bayar selama masa kredit. Pilih tenor yang memberikan keseimbangan antara kenyamanan cicilan bulanan dan efisiensi total pembayaran.
Sebagai panduan, usahakan agar cicilan KPR tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan Anda. Ini akan memberikan ruang untuk kebutuhan lain dan dana darurat.
Pemerintah Indonesia menyediakan program KPR subsidi atau KPR bersubsidi untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah memiliki rumah. Program ini menawarkan bunga tetap yang sangat rendah, biasanya di bawah 5% per tahun.
Syarat untuk mendapatkan KPR subsidi antara lain:
Belum memiliki rumah sebelumnya
Penghasilan maksimal Rp 4 juta per bulan untuk rumah tapak atau Rp 7 juta untuk rumah susun
Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah
Memiliki NPWP
Masa kerja atau usaha minimal 1 tahun
Jika Anda memenuhi syarat, program ini bisa menjadi pilihan sangat hemat. Meski pilihannya terbatas pada rumah subsidi dengan harga tertentu, Anda bisa mendapatkan bunga jauh lebih rendah dibanding KPR komersial.
Bank sering mengadakan program promo KPR dengan bunga spesial, terutama pada event-event tertentu seperti awal tahun, pertengahan tahun, atau perayaan hari jadi bank. Bunga promo ini bisa jauh lebih rendah dari bunga reguler.
Pantau terus informasi promo dari berbagai bank melalui website resmi, media sosial, atau kunjungan langsung ke kantor cabang. Beberapa bank juga menawarkan diskon bunga atau bebas biaya administrasi untuk pengajuan KPR pada periode tertentu.
Waktu yang tepat juga penting. Ketika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), biasanya bank-bank akan menyesuaikan bunga KPR mereka dalam 2-3 bulan ke depan. Ini bisa menjadi momen yang baik untuk mengajukan KPR.
Beberapa bank memberikan bunga preferensial atau diskon khusus untuk nasabah tertentu. Jika Anda merupakan nasabah prioritas, nasabah payroll (gaji ditransfer ke bank tersebut), atau karyawan dari perusahaan yang bekerja sama dengan bank, Anda mungkin bisa mendapatkan bunga lebih rendah.
Manfaatkan hubungan Anda dengan bank. Jika Anda sudah menjadi nasabah lama dengan track record yang baik, jangan ragu untuk meminta penawaran khusus. Bank cenderung memberikan suku bunga lebih kompetitif untuk mempertahankan nasabah setia mereka.
Persaingan antarbank di tahun 2025 semakin ketat, dengan berbagai bank menawarkan suku bunga kompetitif untuk menarik nasabah. Berikut perbandingan bunga KPR dari bank-bank BUMN:
Bank BTN: Bank BTN masih menjadi pilihan favorit dengan penawaran bunga mulai dari 3,99% untuk KPR BTN Platinum. Untuk plafon tanpa batas minimal, bunga fixed rate 1 tahun dimulai dari 5,99%, sementara untuk plafon di atas Rp 750 juta, tersedia bunga istimewa mulai 3,75% fixed rate 1 tahun. BTN juga menawarkan pilihan fixed rate hingga 20 tahun dengan bunga 11,99%.
Bank BNI: BNI Griya menawarkan bunga yang sangat kompetitif mulai dari 2,75% untuk masa 1 tahun dengan tenor minimal 3 tahun. Untuk masa fixed 3 tahun dengan tenor minimal 15 tahun, bunga yang ditawarkan adalah 2,75% hingga 3,75%. BNI juga memiliki opsi fixed hingga lunas dengan bunga 8,00% untuk berbagai tenor, serta pilihan fixed berjenjang mulai dari 3,75%.
Bank Mandiri: Mandiri KPR menghadirkan suku bunga super promo mulai dari 3,55% fixed untuk 1 tahun hingga 9,90% untuk 5 tahun. Bank Mandiri juga menawarkan fleksibilitas tenor KPR hingga 20 tahun, sangat cocok untuk generasi muda yang menginginkan cicilan lebih ringan. Ada juga program bunga fixed berjenjang hingga 10 tahun spesial tahun 2025.
Bank BRI: BRI menawarkan KPR dengan skema bunga fixed berkisar antara 2,99% hingga 5,50% untuk nasabah payroll. Bunga floating setelah masa fixed sekitar 13,25%. Kelebihan BRI adalah jaringan cabang yang sangat luas di seluruh Indonesia, memudahkan nasabah dalam proses pengajuan dan pelayanan.
Selain bank BUMN, beberapa bank swasta juga menawarkan program KPR menarik:
Bank BCA: BCA menawarkan KPR dengan suku bunga promo mulai dari 5,40% fixed selama 3 tahun hingga 8,65% untuk 10 tahun. Untuk suku bunga reguler, tersedia opsi mulai dari 7,00% untuk 1 tahun. BCA juga meluncurkan fitur terbaru KPR Cerdas yang memungkinkan penggabungan produk KPR dengan tabungan untuk mengurangi porsi bunga cicilan. Bunga floating KPR BCA saat ini adalah 11%.
Bank Mega: Bank Mega menawarkan bunga kompetitif mulai dari 3,79% di tahun pertama untuk tenor minimal 10 tahun. Produk Mega Griya cocok untuk pembelian rumah tapak, apartemen, dan ruko. Bank Mega juga memiliki skema fixed rate 3 tahun dengan bunga minimum 6,99% untuk tenor minimal 10 tahun.
Bank Danamon: Danamon menawarkan bunga fixed mulai dari 3,75% hingga 5,50% dengan tenor hingga 20 tahun. Bunga floating sekitar 13,25%. Kelebihan Danamon adalah proses aplikasi yang relatif cepat dan sering ada promo KPR bekerja sama dengan developer tertentu.
Bank CIMB Niaga: CIMB Niaga menawarkan tenor yang fleksibel dan fasilitas take over KPR yang menarik. Bank ini cocok bagi Anda yang menginginkan fleksibilitas dalam mengelola KPR dan kemudahan layanan digital.
Dari perbandingan di atas, BNI dan BRI menawarkan bunga KPR terendah untuk masa fixed 1-5 tahun pertama. Namun, pilihan terbaik tetap tergantung pada profil keuangan dan kebutuhan Anda. Pastikan untuk membandingkan tidak hanya bunga, tetapi juga biaya-biaya tambahan dan layanan yang ditawarkan.

Saat mengajukan KPR, bunga bukan satu-satunya biaya yang perlu Anda perhatikan. Ada berbagai biaya tambahan yang bisa cukup signifikan:
Biaya Provisi: Biaya ini dikenakan oleh bank sebagai biaya pemrosesan kredit, biasanya berkisar 0,5% hingga 1% dari plafon kredit. Untuk KPR Rp 500 juta, provisi bisa mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.
Biaya Administrasi: Biaya untuk pengurusan dokumen dan administrasi kredit, biasanya beberapa ratus ribu hingga jutaan rupiah tergantung kebijakan bank.
Biaya Appraisal: Bank akan menilai properti yang akan Anda beli melalui jasa penilai independen. Biaya ini berkisar Rp 1,1 juta hingga Rp 1,5 juta.
Asuransi Jiwa dan Kebakaran: Bank mewajibkan debitur memiliki asuransi jiwa (untuk melindungi bank jika debitur meninggal) dan asuransi kebakaran untuk properti. Biaya ini biasanya dibayar tahunan atau dimasukkan dalam cicilan bulanan.
Biaya Notaris: Untuk pengurusan Akta Jual Beli (AJB) dan Akta Kredit, Anda perlu membayar jasa notaris yang besarannya bervariasi tergantung harga properti.
Totalkan semua biaya ini sebelum memutuskan bank mana yang akan dipilih. Kadang bank dengan bunga sedikit lebih tinggi namun biaya tambahan lebih rendah bisa lebih menguntungkan dibanding bank dengan bunga terendah namun biaya tambahan tinggi.
Sebagian bank mengenakan denda atau penalti jika Anda melunasi KPR lebih cepat dari tenor yang disepakati, terutama selama masa bunga fixed. Penalti ini bisa berkisar 2-5% dari sisa pokok pinjaman.
Sebelum menandatangani akad kredit, tanyakan dengan jelas kebijakan penalti pelunasan dipercepat. Jika Anda berencana melunasi KPR lebih cepat dengan bonus atau penghasilan tambahan, pilih bank yang memberikan penalti rendah atau bahkan bebas penalti.
Beberapa bank modern sudah menghapus penalti pelunasan dipercepat sebagai strategi menarik nasabah. Ini bisa menjadi pertimbangan penting, terutama jika kondisi keuangan Anda sedang berkembang pesat.
Kondisi keuangan bisa berubah sewaktu-waktu. Pastikan bank yang Anda pilih memberikan fleksibilitas dalam hal tenor dan restrukturisasi kredit.
Perpanjangan Tenor: Jika suatu saat Anda mengalami kesulitan keuangan, opsi untuk memperpanjang tenor bisa meringankan cicilan bulanan. Tanyakan apakah bank memperbolehkan perpanjangan tenor dan apa syaratnya.
Restrukturisasi KPR: Beberapa bank menyediakan program restrukturisasi untuk nasabah yang mengalami kesulitan pembayaran, seperti keringanan bunga sementara atau penundaan pembayaran pokok. Ini sangat penting sebagai safety net di masa sulit.
Fasilitas Top Up: Jika suatu saat Anda memerlukan dana tambahan untuk renovasi atau kebutuhan lain, fasilitas top up KPR bisa sangat membantu. Tanyakan apakah bank menyediakan fasilitas ini dan dengan syarat apa.
Fleksibilitas ini menunjukkan bahwa bank memahami dinamika kehidupan nasabah dan bersedia memberikan solusi ketika diperlukan. Jangan ragu untuk bertanya detail tentang hal ini sebelum memilih bank untuk KPR Anda.
Langkah pertama adalah menentukan rumah yang ingin Anda beli. Tidak semua rumah bisa dibeli dengan KPR, jadi pastikan untuk mengonfirmasi dengan developer, penjual, atau broker properti terlebih dahulu.
Lakukan riset mendalam tentang lokasi, harga pasar, fasilitas di sekitar, dan prospek pengembangan kawasan. Pertimbangkan aksesibilitas ke tempat kerja, sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Pastikan juga legalitas properti lengkap, termasuk sertifikat tanah dan IMB.
Jika Anda sedang mencari rumah impian, Anda bisa temukan listing rumah impian Anda di Hoome dengan berbagai pilihan lokasi dan harga yang transparan. Platform ini memudahkan Anda membandingkan berbagai properti sebelum membuat keputusan.
Sebelum mengajukan KPR, hitung dengan realistis kemampuan finansial Anda. Gunakan kalkulator KPR online untuk melakukan simulasi cicilan dengan berbagai skenario bunga dan tenor.
Pertimbangkan hal-hal berikut:
Berapa DP yang bisa Anda siapkan?
Berapa cicilan bulanan yang mampu Anda bayar tanpa mengganggu kebutuhan lain?
Apakah penghasilan Anda stabil atau ada potensi naik di masa depan?
Berapa lama tenor yang ideal untuk kondisi keuangan Anda?
Jangan lupa menyisihkan dana untuk biaya-biaya tambahan seperti provisi, administrasi, notaris, dan renovasi awal jika diperlukan. Idealnya, cicilan KPR tidak lebih dari 30% dari penghasilan bulanan, dan Anda tetap memiliki dana darurat setidaknya 6 bulan pengeluaran.
Setelah memilih rumah dan menghitung kemampuan finansial, saatnya mengajukan KPR ke bank pilihan Anda. Lengkapi semua dokumen yang diperlukan sesuai persyaratan bank.
Anda bisa mengajukan KPR dengan beberapa cara:
Langsung ke kantor cabang bank
Melalui developer yang bekerja sama dengan bank tertentu
Melalui aplikasi digital atau website bank (untuk bank yang menyediakan layanan online)
Serahkan semua dokumen dengan lengkap dan isi formulir aplikasi dengan cermat. Pastikan informasi yang Anda berikan akurat dan jujur untuk memperlancar proses pengajuan. Jika ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya kepada customer service bank.
Setelah dokumen diajukan, bank akan melakukan beberapa tahap verifikasi:
Analisis Kelayakan Kredit: Pihak bank akan menganalisis kelayakan kredit berdasarkan dokumen yang Anda ajukan, termasuk mengecek skor kredit di SLIK OJK. Bank akan menilai kemampuan bayar Anda berdasarkan penghasilan, utang yang ada, dan riwayat pembayaran.
Survei Lapangan: Bank akan melakukan survei ke lokasi rumah yang akan dibeli untuk memastikan kondisi properti sesuai dengan yang dilaporkan. Mereka juga mungkin melakukan survei ke tempat kerja atau usaha Anda untuk memverifikasi penghasilan.
Appraisal atau Penilaian Harga: Bank akan menunjuk penilai independen untuk menilai harga wajar properti. Ini untuk memastikan bahwa harga jual sesuai dengan harga pasar dan properti layak dijadikan jaminan kredit.
Proses ini biasanya memakan waktu 1-4 minggu tergantung kelengkapan dokumen dan kebijakan masing-masing bank. Selama periode ini, pastikan Anda selalu dapat dihubungi untuk verifikasi tambahan jika diperlukan.
Jika pengajuan KPR Anda disetujui, bank akan mengeluarkan Surat Penawaran Kredit (SPK) yang berisi detail plafon kredit, suku bunga, tenor, dan jumlah cicilan per bulan. Baca dengan teliti semua klausul dan ketentuan dalam SPK.
Setelah Anda menyetujui penawaran tersebut, bank akan menjadwalkan waktu untuk penandatanganan Akta Kredit di hadapan notaris. Pada tahap ini, Anda akan menandatangani:
Akta Kredit (perjanjian pinjam meminjam)
Akta Jual Beli (AJB) properti
Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT)
Anda juga perlu membayar biaya-biaya yang telah disepakati, seperti provisi, administrasi, notaris, dan asuransi. Setelah semua dokumen ditandatangani dan biaya dibayarkan, bank akan mencairkan dana KPR.
Dana akan ditransfer langsung ke rekening penjual atau developer. Sertifikat rumah akan dipegang oleh bank sebagai jaminan hingga KPR lunas. Setelah pencairan, Anda resmi menjadi pemilik rumah dan berkewajiban membayar cicilan setiap bulan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Artikel ini ditulis untuk membantu calon pembeli rumah pertama mendapatkan KPR dengan bunga paling kompetitif. Informasi suku bunga bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan bank. Selalu konfirmasi langsung dengan bank untuk penawaran terkini.